Rahim Pengganti

Bab 128 "Bangku Tembak"



Bab 128 "Bangku Tembak"

0Bab 128     
0

Bangku Tembak     

"Apa ada orang lain yang kamu curigai Mas?" tanya Carissa. Wanita itu seolah tahu, jika ada sesuatu hal yang sedang diselidiki oleh Bian tanpa orang di sekitar nya tahu.     

"Tidak ada sayang," jawab Bian tanpa menatap Carissa. Helaan nafas panjang terdengar, Carissa mulai memaksakan kehendaknya untuk Bian menceritakan semuanya. Hingga akhirnya Bian mulai mengatakan apa yang saat ini ada di dalam kepalanya.     

"Om Beno?" beo Carissa. Bian menganggukkan kepalanya. Beno adalah pria yang mengatakan bahwa dirinya adalah teman Papa Bian namun, sejak awal Bian bertemu pria itu sudah tidak pernah respect dengan pria itu hingga akhirnya nama itu selalu terbang di kepalanya.     

Carissa bertanya kepada suami nya apa yang membuat Bian bisa menyimpulkan bahwa ada ulah Beno dalam hal ini, Bian lalu beranjak dari tempat tidur nya pria itu mulai mengatakan banyak hal bahkan Bian juga memberikan beberapa bukti bukti konkrit kenapa diri nya mengatakan hal seperti itu.     

Dari beberapa kemungkinan hanya ada nama Beno yang terselip. Yang selalu menyambung dengan beberapa bukti lain nya.     

"Beno Alexander? Nama nya begitu familiar buat aku," ucap Carissa. Bian menatap ke arah istri nya lalu, bertanya lebih jelas dengan maksud yang di ucapkan oleh nya.     

"Aku ingat Mas. Bone Alexander bukan nya orang tua Xavier."     

Bian terdiam rahang pria itu sudah mengeras, semua hal yang terjadi terlihat dengan jelas beberapa bukti yang selama ini Bian siapkan juga mengarah pada satu kejadian yang terjadi. Sejak Papa Bian meninggal, lalu perusahaan bangkrut, perselisihan keluarga, pelecehan yang terjadi pada Siska, serta beberapa bukti lain nya membuat Bian yakin, orang yang berada di balik semua nya hanya satu orang.     

***     

Pagi hari nya, Carissa sudah sibuk berada di dapur sedang kan Bian sedang mengurusi semua hewan hewan nya di halaman belakang rumah.     

"Bunda!!" panggil Melody. Carissa yang sedang memotong sayuran menoleh ke arah samping di sana ada Melody yang baru saja bangun dari tidur nya. Melody lalu mendekati Carissa, melihat hal itu membuat Carissa tersenyum lalu menundukkan badan nya supaya bisa sama tinggi dengan sang anak.     

"Udah bangun kakak. Adek masih bobo di box nya?" tanya Carissa. Melody hanya menganggukkan kepala nya anak gadis yang sebentar lagi akan berulang tahun ke tiga ini sudah sangat pintar berbeda dengan anak lain nya.     

Tumbuh kembang Melody begitu pesat, membuat kedua orang tua nya sangat bahagia. Bukan hanya Melody tapi Ryu juga, bayi yang berusia 6 bulan ini akan ngambek jika diri nya saat bangun tidak ada teman nya minimal ada boneka jekie nya di samping. Boneka lumba lumba kecil yang, menjadi teman Ryu.     

"Mbak Susi!!" panggil Carissa. Susi yang berada di ruang cuci segera keluar dan menghampiri Carissa.     

"Iya Bu ada apa," ucap nya mendekati majikan nya itu. "Tolong mandikan Melody ya mba, biar saya yang lihat cucian," ucap Carissa. Susi menganggukkan kepala nya, lalu mengajak Melody untuk mandi. Anak perempuan itu sangat senang jika sudah bermain air dan hal itu membuat Melody akan lama di dalam kamar mandi.     

Carissa masih sibuk dengan urusan dapur nya. Wanita itu akan membuat makanan kesukaan semua orang, terlebih nanti siang Om Arga dan Tante Elsa juga akan datang ke rumah mereka.     

"Pagi mbak," sapa Siska. Carissa menoleh melihat adik ipar nya itu baru saja bangun dari tidur nya, senyum di bibir Siska terlihat jelas bahwa pagi ini wanita itu sangat bahagia.     

"Pagi, gimana tidur nya enak?" tanya Carissa. Sejak mereka pindah, baru kali ini Siska menginap di rumah ini untuk pertama kali nya. Sejak kepindahan kedua kakak nya itu, Siska lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengurus cafe di Malang dan pembukaan Cafe baru di Lombok, sehingga membuat wanita itu sangat jarang ada di rumah lama mereka.     

"Nyenyak banget mbak. Itu yang aroma terapi nya mbak beli di mana. Nyaman banget, aku sangat jarang masuk kamar langsung tidur. Ini semalam habis mandi, terus masuk ke dalam kamar hidupi aroma terapi nya bentar doang keknya main hp udah tidur aku nya," tutur Siska.     

Carissa yang mendengar hal itu senang, dan bahagia. Adik ipar nya bisa nyaman tidur di rumah ini, Carissa takut jika Siska ternyata tidak nyaman berada di rumahnya.     

"Nanti mbak spil toko nya ya. Mbak kalau belanja enak di sana, nanti kalau kamu sama Elang mau beli perabotan langsung di sana aja," ucap Carissa.     

"Siap bossque," jawabnya.     

Di lain tempat, halaman belakang rumah Bian bukan hanya sibuk dengan hewan hewan nya namun, tempat itu sengaja di desain seperti kebun binatang mini padahal tempat itu menjadi tempat rahasia.     

Di dalam sana, ada sebuah kamar Bian sengaja membuat tempat seperti ini, untuk menyelidiki semua hak agar mudah. Tidak ada orang yang tahu, bahkan Carissa pun tidak mengetahui nya. Mengurus hewan hanya alibi Bian saja, supaya pria itu lebih leluasa mengecek semua yang ada.     

"Bagaimana?" tanya Bian.     

"Semua benar dalang di balik ini ada nama Beno Alexander, tapi tidak hanya satu orang Boss. Gue curiga ada beberapa orang lagi yang berniat menghancurkan lo," ucap Andrian.     

Bian saat ini sedang berbicara dengan Andrian, kedua nya sejak semalam sudah berkomunikasi mengenai hal ini. Setelah mendengar pendapat dari Carissa mengenai hal itu, Bian langsung memberitahukan hal tersebut kepada Andrian untuk segera di tindak, dan benar saja semua hasilnya.     

"Masih ada tiga orang lagi yang harus kita cari tahu boss dan mereka seperti nya begitu sulit untuk di lacak."     

"Gue gak mau tahu, lo harus cari dan temukan semua hal yang terjadi. Gue cuma pengen, ini berakhir sudah cukup selama ini mereka tertawa di atas penderitaan keluarga gue," ucap Bian.     

"Siap."     

Panggilan itu segera di putus oleh Bian, setelah itu Bian keluar dari tempat nya diri nya tidak bisa berlama lama di dalam sana. Hal seperti ini bisa membuat Carissa curiga, dan Bian sedang tidak mau berdebat dengan istri nya tersebut.     

Saat Bian akan masuk ke dalam rumah, seseorang yang tidak di kenal menghubungi dia. Namun, belum sempat Bian mengangkat telpon itu mati, dan ketika di telpon kembali nomor nya tidak aktif.     

"Itu mas kamu Siska," tunjuk Carissa. Bian berjalan ke arah mereka, senyum manis terpatri di bibir pria itu. Sebuah kecupan mendarat dengan sempurna di pipi Carissa. Melihat hal itu Siska hanya menatap datar, Abang nya memang selalu seperti ini ingin di lihat oleh orang orang bahwa diri nya romantis.     

"Masih pagiii," ucap Siska kesal. Bian yang melihat hal itu semakin timbul rasa jahil. Namun, hal itu di cegah oleh Carissa wanita itu langsung menatap tajam ke arah suami nya.     

"Gak usah aneh aneh Mas," ucap Carissa. Bian hanya bisa diam dan duduk di dekat Siska. Melody yang sudah cantik turun bersama dengan Mbak Susi, tak lupa Ryu yang ternyata sudah mandi juga berada di dalam gendongan Mbak Susi.     

"Loh adek udah mandi juga mba?" tanya Carissa.     

"Iya Bu. Tadi di kamar non Melody masuk ke dalam sih adek dan bikin adek bangun. Dari pada ibu repot jadi sekalian mandiin adek juga," ucap Susi.     

"Makasih ya Mbak. Aku jadi ngerepotin," jawab Carissa tidak enak. Biasanya Carissa sendiri yang akan memandikan dan mengurus anak anak nya namun, pagi ini memang diri nya sedikit repot dengan semua hal yang terjadi membuat Carissa tidak sempat memperhatikan anak anak nya.     

"Tidak merepotkan Bu. Saya permisi ya Bu, mau lihat cucian," ucap Susi.     

"Mbak Susi ajak pak Udin sarapan aja. Semua udah selesai tinggal di jemur aja, cuma mbak harus makan dulu ya," jawab Carissa. Susi menganggukkan kepalanya lalu pergi dari sana, wanita itu sungguh bersyukur memiliki majikan seperti Carissa yang begitu luar biasa. Carissa benar benar memperlakukan asisten rumah tangga dengan baik dan benar.     

Tidak pernah sedikit pun Susi mendengar Carissa membentak mereka. Bahkan Carissa selalu ramah, majikan nya itu akan melakukan apa saja yang bisa diri nya lakukan tanpa mau merepotkan orang lain. Terkadang Susi jadi bingung sendiri harus melakukan apa, karena Carissa selalu bisa menyelesaikan semua nya dengan cepat. Maka nya jika Carissa meminta diri nya melakukan apa pun. Susi akan sigap, untuk membantu dan mulai menyiapkan semuanya.     

"Sudah sampai di mana persiapan pernikahan kalian?" tanya Bian. Siska yang sedang minum hampir saja tersedak, wanita itu kaget dengan pertanyaan yang diberikan oleh Bian. Tidak biasanya abangnya itu bersikap seperti ini.     

"Kamu masih seperti anak kecil. Minum saja sampai tumpah," omel Bian.     

"Mas Bian tadi di halaman belakang kejedot pintu ya mbak?" tanya Siska kepada Carissa. Mendengar pertanyaan itu, membuat Carissa tersenyum wanita itu tahu maksud dari ucapan Siska. Sedangkan Bian mendengus kesal dengan ucapan yang dilontarkan oleh adiknya itu.     

"Perhatian salah, cuek salah jadi mau nya gimana," ucap Bian.     

Siska dan Carissa tertawa, sungguh kedua nya sering sekali melihat perubahan Bian yang cuek menjadi lebih humble dari biasanya. Perbincangan mereka berlanjut, Siska menjelaskan semuanya, mengenai rencana pernikahan yang akan di adakan beberapa bulan lagi.     

Terlihat jelas di wajah Siska bahwa wanita itu sangat bahagia menceritakan semuanya. Sudah cukup perasaan kelam di dalam hidup Siska yang nano nano dan saat ini Bian ingin adik nya itu bahagia, dengan pilihan hidupnya ke depan.     

***     

Elang baru saja keluar dari apartemen nya dan akan pergi menuju rumah Bian. Namun, baru beberapa meter keluar dari area apartemen ada sebuah mobil yang mengikuti dirinya.     

"Kalian salah lawan," ujar Elang. Dengan keterampilannya mengendarai mobil, Elang membawa mereka yang ada di sana menuju ke suatu tempat yang sangat jauh, tak lupa juga Elang menghubungi seseorang.     

"Gue di ikuti dari belakang. Lo ke sini, kita harus tahu mereka siapa," ucap Elang     

"Lo aktifkan GPS mobil, jangan handphone supaya gue bisa lacak sekarang," jawab Jodi.     

Elang langsung mengaktifkan, tanpa menunggu lama. Sedang Jodi yang memang sudah ada di rumah Bian, segera mengambil laptop nya Bian yang baru saja turun ke lantai bawah menatap Jodi bingung begitu juga dengan Andrian yang baru saja datang.     

"Woi santai. Masih siang, Elang sama Om Arga juga belum datang calm brother," ucap Andrian.     

"Lo cek titik 123 mendingan, dari pada ngoceh gak jelas seperti ini," ucap Jodi. Mendengar ucapan itu, membuat Andrian segera mengambil handphone nya.     

"Anjing!!" umpat Andrian.     

"Mulut tolong di kondisikan," ucap Carissa yang baru datang dari dapur, mendengar teguran dari Carissa membuat Andrian seketika menutup mulutnya.     

"Ada anak kecil yang bisa meniru hal itu," lanjut Carissa. Andrian menganggukkan kepalanya setelah mengantar minuman untuk mereka, Carissa kembali menuju dapur.     

"Mampus Lo," ledek Jodi.     

"Sialan."     

"Di mana Elang berada Jod?" tanya Bian.     

"Ada di kota X."     

"Kita ke sana sekarang, lo di sini aja Jod. Awasi semua nya kalau ada apa apa, hubungi gue atau Andrian. Atau lo bisa aktifkan alarm kita," ucap Bian. Pria itu lalu pergi dari tempat tersebut, ini tidak boleh terjadi jika mereka sudah mengikuti Elang itu artinya mereka sudah dengan terang terangan menampakkan wujudnya.     

"Mau ke mana Mas?" tanya Carissa saat melihat suami nya sudah berjalan dengan cepat menuju pintu keluar. Bian menoleh ke arah istri nya itu mendekati Carissa.     

"Kamu di sini, jaga anak anak kalau ada apa apa cepat telpon Mas. Di sini juga ada Jodi yang menunggu, kita harus cepat saat ini mereka sedang mengikuti Elang," ujar Bian.     

"Aku ikut!!" seru Siska. Bian menoleh ke arah adiknya. "Tidak usah kita bisa, kalian di sini aja. Mas titip mbak kamu dan anak anak ya. Jaga mereka dan jaga diri kamu juga," ucap Bian. Setelah mengatakan hal itu, tanpa menunggu lama Bian dan Andrian segera pergi untuk mengelabui semua orang Pak Udin juga ikut bersama.     

Jodi segera mengaktifkan semua kamera dari semua sudut ruangan, pria itu juga mengatakan kepada para wanita di rumah ini untuk tetap waspada.     

***     

Selama di perjalanan Bian selalu berkomunikasi dengan Elang, bertanya bagaimana kondisi di sana Om Arga dan Tante Elsa mengurungkan niat mereka untuk datang, ketika Bian mengatakan saat ini Elang sedang diikuti oleh orang lain membuat Om Arga juga mengutus orang nya untuk bersama dengan Bian.     

"Lo dimana?" tanya Andrian.     

"Gue di dalam mobil di ujung dekat pohon," jawabnya.     

Bian dan Andrian segera menuju ke arah sana lalu kedua nya turun, bersamaan dengan Elang.     

"Mereka dari tadi hanya mengawasi gue dari sana," tunjuk Elang. Bian menatap ke arah mobil tersebut, mobil yang menurut Bian tidak asing.     

"Kita ke sana," ajak Bian. Elang dan Andrian menganggukkan kepalanya, mereka kembali ke dalam mobil dan mulai mendekati mobil tersebut. Namun, yang mereka dapati adalah mobil itu kosong dan ada sebuah kertas yang menempel di kaca depan.     

"Permainan di mulai."     

Ketiga pria itu bingung dengan apa yang terjadi, hingga ponsel Bian berdering dengan nama Jodi yang ada di sana.     

"Bian lo harus pulang, saat ini rumah lo dikepung oleh beberapa orang," ucap Jodi. Mendapatkan kabar itu membuat raut wajah Bian merah menahan amarahnya. Segera mereka, pergi dari sana Bian masuk ke dalam perangkap mereka dan bukan Elang yang diincar tapi keluarganya.     

"Lo tenang kita akan sampai tepat waktu," ujar Andrian.     

Saat ini pikiran Bian hanya bagaimana kondisi anak dan istri nya, pria itu tidak peduli dengan apa yang terjadi. Bian akan menghabisi semua orang yang sudah berani menyentuh istri dan anak anaknya. Bian tidak akan melepaskan orang tersebut.     

Carissa dan Siska beserta Melody dan juga Ryu sudah pergi menuju halaman belakang. Susi dan juga Jodi mengikuti mereka, Carissa ingat jika di tempat para hewan tersebut ada sebuah kamar yang tidak terlihat dan di sana lah biasa nya sang suami berada.     

"Mas Bian selalu bersembunyi di sini," ujarnya. Dengan cepat mereka masuk ke dalam sana, tak lupa Jodi membawa laptop nya. Tepat saat pintu tertutup terdengar dengan sangat jelas beberapa orang masuk ke dalam rumah.     

"Ini adalah kamar rahasia. Entah apa tujuan Mas Bian membuat ini yang pasti, kita bisa sembunyi di sini sembari menunggu mereka," ucap Carissa.     

Siska dan Susi menganggukkan kepalanya, keduanya lalu duduk di sofa dala ruangan itu, bersamaan dengan Melody dan Ryu di dalam gendongan mereka.     

"Mas Jodi tolong selalu pantau keadaan di luar," ucap Carissa. Jodi menganggukkan kepala sedangkan Cariss mencoba menghubungi suami nya itu.     

Dering pertama tidak di jawab oleh Bian, hingga dering ke lima panggilan itu tersambung.     

"Sayang kamu baik baik saja kan? Ini mas sudah menuju ke sana, kamu gak boleh keluar rumah tetap stay di dalam," ucap Bian.     

"Mas aku ada di halaman belakang saat ini. Kamu hati hati di jalan, kami aman," jawab Carissa. Mendengar hal itu membuat Bian bernafas lega karena mereka akan aman di dalam sana. Entah bagaimana sang istri bisa tahu itu akan menjadi urusan belakangan, saat ini yang harus di lakukan adalah segera sampai.     

"Kalian baik baik."     

Setelah mengatakan kalimat tersebut, Bian meminta Andrian untuk cepat membawa mobil tersebut. Agar bisa dengan segera sampai di rumah nya.     

***     

Bian segera masuk ke dalam rumah keadaan rumah sangat kacau, barang hancur pecahan kaca terlihat di mana mana. Melihat hal itu membuat Bian kesal dan marah.     

"Anjing!!" umpatnya dengan suara tinggi.     

Suara tepukan tangan dari belakang membuat Bian menoleh, di sana seorang pria yang sedang duduk tersenyum licik ke Bian. Sungguh dugaan Bian benar, dalang di balik semua yang terjadi tidak hanya satu atau dua orang tapi ada beberapa orang.     

"Surya Brawijaya, lama tidak bertemu," ucap Bian.     

"Ha … ha … ha saya kira kamu tidak mengenali saya. Ternyata kamu masih ingat dengan pakan tercinta kamu ini," ucap pria itu. Bian terlihat tenang, pria itu tidak terpancing dengan ucapan yang dilontarkan oleh pria tersebut.     

"Siapa yang bisa lupa dengan anda. Seorang mafia besar yang kotor yang dengan tega memanfaatkan anak nya demi sebuah jabatan, hingga saat ini anak kebanggaannya masuk penjara akibat hal yang tidak di duga."     

Skakmat     

Pria itu menatap Bian dengan tatapan tidak suka. Terlihat dengan jelas matanya memberikan kesan emosi dan tidak suka.     

"Aiden harus nya menyesal memiliki orang tua seperti anda."     

"Bajingan!!!" teriak pria tua itu.     

Di depan Bian saat ini, adalah Surya ayah kandung Aiden. Sepupu Bian yang menjadi selingkuhan Della, mantan istri Bian. Orang yang selalu baik kepada keluarga, orang yang menjadi pahlawan saat itu ternyata seorang iblis yang berkedok malaikat. Sejak awal, Bian sudah curiga dengan Surya yang tidak ikut campur dengan masalah Aiden.     

Bahkan sampai Om nya yang terkenal sombong itu, bisa datang ke rumah untuk bertemu dengan mendiang Mama Ratih. Kecurigaan demi kecurigaan itu membuat Bian mencoba menyelidikinya. Namun, hasilnya nihil karena pria itu yakin ada orang lain di belakangnya.     

Perkelahian antara anak buah suruhan Surya dan Elang di luar menjadi bukti jika pria yang masih berstatus sebagai om dari Bian benar benar mengibarkan bendera perang.     

"Serahkan semua harta keluarga kepada saya, dan kamu bisa kembali bersama dengan istri kamu," ucap Surya.     

Mendengar hal itu sontak saja, membuat Bian terkejut. Hingga Carissa di seret mendekat ke arah mereka, ada sedikit luka di bibir wanita nya itu. Hal itu sontak saja membuat Bian murka, bagaimana bisa Carissa diperlakukan seperti ini.     

"Sialan," ucap Bian berjalan mendekati Surya namun, kedua bodyguard yang ada di sana menghalangi Bian hingga bangku hantam terjadi. Bian menghabisi semua orang yang berusaha menghalangi dirinya, bahkan Bian tidak segan segan melepaskan semua orang.     

"Lepaskan istri saya!!" pekik Bian. Surya yang mendengar hal itu hanya tersenyum mengejek, Elang dan Andrian yang mendengar suara gaduh di dalam segera masuk setelah menyelesaikan beberapa orang di luar sana.     

Kedua pria itu sangat takut, dan kaget ketika melihat Carissa ada di dalam ancaman pria itu.     

Flashback On     

Tadi saat Carissa ingin mengambil sesuatu di ruang keluarga secara diam diam namun, gagal karena orang suruhan Surya lebih dulu menangkap Carissa.     

Caca berontak, tidak terima dengan perlakuan mereka wanita itu juga berusaha lari namun, gagal karena orang orang di sana lebih kuat di bandingan diri nya hingga akhirnya Caca di tarik paksa oleh Surya.     

"Lepaskan aku," teriak Carissa. Namun, pria itu tidak menghiraukan ucapan dan teriakan yang di lakukan oleh Carissa.     

"Kamu memang wanita jalang, sebelumnya kamu menolak saya dan sekarang kamu menikah dan menjadi istri dari Bian," ucap Surya.     

Carissa marah dengan ucapan yang lontarkan oleh pria itu, sebelum Caca melamar pekerjaan di perusahaan Bian dirinya lebih dulu pergi ke Perusahaan milik Surya dan di sana Carissa diberikan pilihan ingin bekerja atau menjadi simpanan Surya. Mendapatkan pilihan seperti itu, membuat Carissa marah dan menampar Surya lalu pergi dari sana.     

Plak!!     

Sebuah tamparan yang begitu keras mendarat dengan sempurna di pipi Caca, hingga membuat wajah mulusnya itu berubah jadi merah dan sudut bibir nya mengeluarkan darah.     

"Masih ingat dengan tamparan itu?" tanya Surya. Carissa terdiam, wanita itu menatap ke arah Surya dengan begitu dalam hingga akhirnya Caca sadar jika dirinya selama ini dekat dengan orang yang sudah kurang ajar dengan dirinya.     

"Siapa yang bisa lupa dengan manusia terkutuk seperti anda. Pria tua yang tidak tahu diri, memanfaatkan semua nya demi mendapatkan sesuatu," teriak Carissa. Mendapatkan perlakuan seperti itu, membuat Surya tidak terima. Pria itu kembali mendaratkan tamparan ke pipi mulus Carissa hingga membiru.     

Flashback off     

"Lepaskan istri saya bajingan," ucap Bian. Namun, tidak mudah semua orang yang ada di sana menyerang Bian, Elang dan juga Andrian.     

Surya hanya menatap mereka dengan tatapan licik, sedangkan Carissa menangis dan berontak wanita itu ingin membantu Bian yang hampir kewalahan akibat serangan yang begitu hebat.     

Hingga mata Carissa tanpa sengaja melihat Surya mengambil sebuah senjata dan menarik pelatuknya serta mengarahkan itu ke arah Bian. Hingga suara tembakan terdengar sangat nyaring dan kuat membuat semua orang menatap ke arah sana.     

"Mas Bian!!"     

"Carissa!!"     

####     

Nah loh siapa yang di tembak, hayo siapa hayo. Selamat membaca yaa semoga suka ya. Ini sudah panjang banget loh ya, banget banget banget. Happy weekend guys, selamat hari Minggu wkwkwk. Sehat terus dan jangan lupa bahagia ya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.